Titik beratnya pada penilaian kinerja penanggulangan bencana dan pengelolaan situ.
TANGERANG – Tujuh orang anggota tim audit non-infrastruktur dari Badan Pemeriksa Keuangan akan mengaudit eksistensi situ-situ yang ada di Kota Tangerang.
Audit itu, kata Wakil Wali Kota Arief R. Wismansyah, ditujukan untuk mengoptimalkan fungsi situ, agar peristiwa jebolnya Situ Gintung di Tangerang Selatan, yang menelan puluhan korban jiwa, tak terjadi di Kota Tangerang.
Pemerintah Kota Tangerang berharap, setelah melakukan audit, BPK dapat merekomendasikan kebijakan pemerintah pusat sehinggapengelolaan situ lebih baik.
“Kami ingin ada konsep penanganan dan kewenangan untuk mengelola situ,” ujar Arief.
Menurut Arief, meski lokasi situ ada di Kota Tangerang, pengawasan, pengendalian, dan pemanfaatannya menjadi tanggung jawab Provinsi Banten. Jauhnya rentang kendali situ, ujar dia, menyulitkan pemerintah kota memelihara dan mengatasi persoalan. “Tetapi kami mengantisipasi dan menjaga situ sebagai daerah resapan (tandon) air,” katanya.
Adapun BPK perwakilan DKI Jakarta akan mengaudit kinerja pengelolaan situ di DKI Jakarta. “Kami akan melihat efektivitas, efisiensi, dan prinsip ekonomis dalam pengelolaan situ,” kata Safrudin Mosii, Kepala Perwakilan BPK DKI Jakarta, Jumat pekan lalu. Menurut Safrudin, BPK akan melihat kinerja unit terkait, termasuk kepatuhan terhadap aturan dalam menggunakan uang.
Berdasarkan catatan Tempo, situ yang terdata di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Tangerang awalnya ada sembilan. Namun, tiga di antaranya berubah fungsi. Situ Kambing dan Situ Plawad di Kecamatan Karang Tengah telah berubah peruntukannya menjadi area sekolah dart lapangan bola, sedangkan Situ Kompeni di Kecamatan Benda menjadi lintasan jalan tol Sedyatmo.
Adapun enam situ yang masih ada antara lain Situ Cangkring, Cipondoh, Gede, Kunciran, Bulakan, dan Bojong. Namun, kondisi sebagian dari situ tersebut memprihatinkan. Situ Kunciran dan Situ Bojong di Kecamatan Pinang, misalnya,kondisinya tak terawat. Situ Bojong terimpit kepungan perumahan dan bangunan sekolah. Airnya berwarna hitam pekat, dan dipenuhi tanaman eceng gondok. Adapun Situ Kunciran luasnya menyempit.
Ketua Tim Audit BPK Adi Nugroho mengatakan tim yang dipimpinnya akan melakukan audit secara bergiliran selama 40 hari di Kota Tangerang. “Akan kami lakukan input data yang menitikberatkan pada dua kunci penilaian kinerja penanggulangan bencana dan kinerja pengelolaan situ,” kata Adi.
Untuk melengkapi data, tim ini juga akan mengunjungi satuan kerja perangkat daerah, seperti Bappeda, inspektorat, Badan Pengendali Lingkungan Hidup, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Tata Kota, serta Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah.
*Koran Tempo