Pada, 15-16 Juli 2009, Badan Pemeriksa Keuangan RI menjadi tuan rumah pertemuan ke-3 International Organization of Supreme Audit Institutions (INTOSAI) Working Group on Fight Against International Money Laundering and Corruption (WG on FAIMLAC). Pertemuan yang diselenggarakan di Hotel J. W. Marriott Jakarta itu dipimpin oleh Ketua BPK RI, Anwar Nasution, dan Ketua BPK Mesir yang sekaligus menjabat Ketua WG on FAIMLAC, Mohammed Gawdat Ahmed El-Malt.
Pertemuan WG on FAIMLAC ini dihadiri oleh perwakilan lembaga pemeriksa dari 15 negara, yaitu Colombia, Equador, Jerman, Indonesia, Lesotho, Mesir, Mexico, UK, USA, Peru, Papua New Guinea, dan Rusia, serta 3 negara yang bertindak sebagai observer, yaitu Malaysia, Irak, dan Polandia. Pertemuan ini membahas pencegahan, pemberantasan, serta penegak hukum dalam upaya melawan pencucian uang international dan korupsi yang dihadapi oleh negara-negara berkembang dan negara maju saat ini.
WG on FAIMLAC awalnya bernama Task Force on the FAIMLAC. Task Force on FAIMLAC dibentuk oleh Governing Board INTOSAI pada Maret 2003 berdasarkan keputusan Kongres INTOSAI XVII di Seoul, Oktober 2001. Pada November 2007, Kongres INTOSAI menyetujui perubahan status Task Force menjadi Working Group. Kelompok kerja ini memiliki tiga tujuan strategis, yaitu: (1) mempromosikan kerjasama internasional, baik antarsesama lembaga pemeriksa maupun dengan organisasi lainnya dalam rangka memerangi money laundering and corruption, (2) identifikasi kebijakan dan strategi untuk memerangi money laundering and corruption dengan kompetensi dan tanggung jawab lembaga pemeriksa, serta (3) mendesain dan mempromosikan kebijakan, strategi, dan aksi dalam bingkai kerja antimoney laundering and corruption setiap lembaga pemeriksa.
Pada hari yang sama, di Auditorium Gedung Umar wirahadikusumah BPK RI Jakarta juga dilakukan ceramah umum mengenai pemberantasan pencucian uang internasional dan korupsi. Ceramah umum ini diikuti oleh pimpinan serta para auditor BPK RI, Polri, PPATK, BPKP, Bank Indonesia, Bappenas, juga Departemen Luar Negeri. Dalam ceramah ini, BPK Peru membagi pengalamannya dalam pemberantasan korupsi dan pencucian uang serta keberhasilannya untuk melacak dan menarik kembali uang negara yang diselewengkan selama masa pemerintahan Presiden Fujimori., BPK Jerman menjelaskan tentang Kejahatan Penggelapan Restitusi Pajak Pertambahan Nilai (Inter-Community Value Added Tax/VAT Fraud) in The European Union, sedangkan BPK Amerika memaparkan masalah pemeriksaan dan pertanggungjawaban dana bantuan Amerika untuk pelatihan dan peralatan kekuatan pertahanan Pakistan.
Foto Kegiatan








